Sultan Murad I lahir pada tahun 726 H,
tahun dimana ayahnya, Orhan Ghazi, diangkat menjadi Sultan Utsmani.
Kemudian ia menjadi suksesor sang ayah. Sultan Murad I membuat
kebijakan-kebijakan yang memperkuat militer kerajaannya. Menata kembali
Provinsi Rumelli dan Anatolia.
Orang-orang Turki Beylik dari Kerajaan
Karaman yang menguasai Selatan Anatolia menantang Sultan Murad I
berperang. Mereka ingin mereubut bagian wilayah Anatolia yang dikuasai
oleh Utsmani. Tapi, mereka dikejutkan oleh pasukan Murad I yang dengan
cepat mengepung Kota Ankara. Karaman pun tunduk dan terpaksa mengadakan
perjanjian damai. Jatuhlah Ankara ke tangan Utsmani.
Prestasi Murad I yang lain adalah
menguasai Konstantinopel secara penuh. Utsmani dengan penuh wibawa mampu
membuat kerajaan Romawi itu tertunduk dan membayar jizyah pada mereka.
Hal ini memancing reaksi dari orang-orang Eropa. Mereka didukung Paus
dan raja-raja Eropa Barat merencanakan menyerang Utsmani. Paus menyeru
para raja dan mengkampanyekan babak baru Perang Salib. Namun tidak semua
raja Eropa segera menyambut seruan Paus itu. Di antaranya, Raja Serbia
yang tidak segera merespon seruan Paus.
Wafatnya
Setelah memenangkan Perang Kosovo,
Sultan Murad I berkeliling medan pertempuran. Ia mendoakan pasukannya
yang gugur. Dan mencari mereka yang terluka untuk dirawat. Dalam
situasai tersebut, seorang tentara Serbia yang sebelumnya terlihat sudah
tewas tegak berdiri. Ia bergegas menuju Sultan. Pengawal Sultan pun
dengan sigap mencegahnya.
Dalam keadaan itu, orang Serbia itu
mengatakan ingin berbicara dengan Sultan. Ia ingin menyatakan
keislamannya di hadapan Sultan. Sultan Murad I mengisyaratkan
prajuritnya untuk membiarkan laki-laki itu. Ia bergerak menuju Sultan.
Gesturnya memperlihatkan ia akan menyalami Sultan. Kemudian ia bergerak
cepat. Mengeluarkan pisau beracun. Lalu menikam Sultan. Sultan Murad I
wafat dalam peristiwa tersebut.
Peristiwa ini terjadi pada 13 Ramadhan
791 H. Meskipun ada yang mengatakan terjadi pada 15 Sya’ban 791 H.
Rahimahullah rahmatan wasi’atan. Sebelumnya, ia telah memasuki 37 kancah
pertempuran. Di pertempuran ke-38 lah maut menghampirinya.
Kalimat terakhir yang beliau ucapkan
adalah: “Tidak ada yang membuatku lapang saat keberangkatanku kecuali
bersyukur kepada Allah. Dialah yang mengetahui yang ghaib dan masa yang
akan datang. Doa dari sang faqir ini. Aku bersaksi bahwasanya tidak ada
sesembahan yang benar kecuali Allah. Tidak ada yang berhak mendapatkan
syukur dan pujian kecuali Dia. Usiaku sudah dekat masa akhirnya. Aku
melihat kemenangan pasukan Islam. Taatilah anakku Bayazid. Jangan kalian
menyiksa dan menyakiti tawanan. Aku titipkan kalian kalian sejak saat
itu. Aku ucapkan perpisahan pada tentara kita yang hebat ini. Berpisah
menuju rahmat Allah. Dialah yang menjaga negeri kita dari segala
keburukan.
Sultan Murad I mewarisi kerajaan yang
besar dari ayahnya, Sultan Orhan Ghazi. Kerajaan seluar 95000 Km
persegi. Saat ia wafat, ia menyerahkan kerajaan yang lebih besar lagi
kepada anaknya, Bayazid. Yakni seluas 500000 Km persegi. Jadi, selama
berkuasa 29 tahun, ia berhasil memperluas wilayah Utsmani hingga lebih
dari lima kali lipat (Mahmud Syakir, at-Tarikh al-Islami).
Sumber:Kisahmuslim.com
– https://islamstory.com/-السلطان_مراد_الأول
– https://lite.islamstory.com/
0 Response to "13 RAMADHAN: JIHAD SULTAN UTSMANI, SULTAN MURAD I, DI KOSOVO"
Post a Comment